Belajar Dari Kepompong yang Berproses Menjadi Kupu Kupu
Suatu saat ada seorang anak tengah bermain, dia melihat ada kepompong. Di dalam kepompong terdapat seekor kupu-kupu muda yang sedang berjuang mengeluarkan dirinya dari celah ujung kepompong.
Menyaksikan fenomena demikian, si anak merasa iba. Dia pun membantu mengeluarkan kupu-kupu dari lubang kepompong yang kecil itu. Dia pun mengambil gunting lalu membesarkan lubang di ujung kepompong agar kupu-kupu dapat keluar
Kupu-kupu itu pun akhirnya sukses keluar dari kepompong, tapi rupanya apa yang terjadi tidak sesuai harapan si anak. Harapannya kupu-kupu bisa terbang, tapi kenyataannya sayap kupu-kupu masih rapuh dan tidak sempurna bentuknya sehingga ia tak mampu untuk terbang. Dan tragisnya, kupu-kupu itu cacat dan tak bertahan hidup, akhirnya mati.
Sebenarnya kupu-kupu tersebut belum siap menghadapi dunia luar, namun ia dipaksa keluar padahal belum saatnya, akibatnya kupu-kupu tak sanggup menghadapi tantangan di lingkungan barunya.
*****
Moral cerita yang dapat kita ambil sebagai motivasi adalah bahwa dalam hidup kita harus membiasakan diri berjuang sendiri, jangan terbiasa hidup manja. Teruslah Berusaha menjadi orang yang mandiri. Bila kita terbiasa hidup manja, segala sesuatu dibantu orang lain, maka kita tak ubahnya seperti kepompong tadi.
Tekanan dan hambatan pada hakikatnya adalah sebuah proses untuk membentuk kekuatan. Seperti halnya kupu-kupu yang harus melewati lubang kecil kepompong merupakan cara Tuhan untuk menguatkan sayap-sayapnya sekaligus merubah tubuhnya menjadi lebih indah.
Kebanyakan orang ingin cepat sukses secara instan sampai-sampai menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya. Padahal segala sesuatu membutuhkan proses. Tdak ada yang instan, bahkan mie instan pun harus direbus dulu baru siap disajikan. Maka bersabarlah untuk menjalani proses agar semua indah pada waktunya.
Menyaksikan fenomena demikian, si anak merasa iba. Dia pun membantu mengeluarkan kupu-kupu dari lubang kepompong yang kecil itu. Dia pun mengambil gunting lalu membesarkan lubang di ujung kepompong agar kupu-kupu dapat keluar
Kupu-kupu itu pun akhirnya sukses keluar dari kepompong, tapi rupanya apa yang terjadi tidak sesuai harapan si anak. Harapannya kupu-kupu bisa terbang, tapi kenyataannya sayap kupu-kupu masih rapuh dan tidak sempurna bentuknya sehingga ia tak mampu untuk terbang. Dan tragisnya, kupu-kupu itu cacat dan tak bertahan hidup, akhirnya mati.
Sebenarnya kupu-kupu tersebut belum siap menghadapi dunia luar, namun ia dipaksa keluar padahal belum saatnya, akibatnya kupu-kupu tak sanggup menghadapi tantangan di lingkungan barunya.
*****
Moral cerita yang dapat kita ambil sebagai motivasi adalah bahwa dalam hidup kita harus membiasakan diri berjuang sendiri, jangan terbiasa hidup manja. Teruslah Berusaha menjadi orang yang mandiri. Bila kita terbiasa hidup manja, segala sesuatu dibantu orang lain, maka kita tak ubahnya seperti kepompong tadi.
Tekanan dan hambatan pada hakikatnya adalah sebuah proses untuk membentuk kekuatan. Seperti halnya kupu-kupu yang harus melewati lubang kecil kepompong merupakan cara Tuhan untuk menguatkan sayap-sayapnya sekaligus merubah tubuhnya menjadi lebih indah.
0 Response to "Belajar Dari Kepompong yang Berproses Menjadi Kupu Kupu"
Posting Komentar